Lembaga yang bertugas melacak jumlah satelit di orbit bumi adalah United States Space Surveillance Network (SSN).
Lembaga ini telah melakukan pelacakan objek di orbit yang lebih besar dari 10 cm sejak didirikan pada tahun 1957.
Menurut NASA, ada sekitar 3.000 satelit beroperasi di orbit bumi dari sekitar total 8.000 objek buatan manusia.
Dalam sejarahnya, SSN telah melacak lebih dari 24.500 benda ruang angkasa yang mengorbit bumi.
Sebagian besar dari objek tersebut telah jatuh ke orbit bumi dan terbakar setelah memasuki atmosfer.
SSN juga melacak sampah ruang angkasa serta negara yang bertanggung jawab terhadap sampah tersebut.
SSN didirikan setelah peluncuran Sputnik, satelit buatan pertama, oleh Uni Soviet pada Oktober 1957.
Mengorbit planet pada kecepatan 32,186.88 km/jam dan memancarkan sinyal radio konstan, Sputnik merupakan tanda peringatan bagi AS untuk segera mengejar ketertinggalannya dari Uni Sovyet.
Dalam dekade berikutnya, perlombaan ruang angkasa antara Uni Soviet dan Amerika Serikat terjadi dan berakhir dengan pendaratan Apollo di bulan pada Juli 1969.
Satelit diluncurkan untuk berbagai keperluan mulai dari untuk kepentingan militer hingga komersial.
Perkembangan teknologi telah berhasil menurunkan biaya peluncuran satelit hingga beberapa juta dollar.
Hal ini menyebabkan teknologi satelit semakin terjangkau untuk banyak negara dan perusahaan internasional.[]