Antiseptik dan disinfektan keduanya digunakan untuk membunuh atau menghambat pertumbuhan bakteri dan mikroorganisme lainnya.
Perbedaan utama antara keduanya adalah tempat di mana mereka digunakan.
Antiseptik digunakan pada bagian tubuh yang mengalami luka atau sayatan bedah untuk mencegah infeksi.
Di lain sisi, disinfektan digunakan pada permukaan bukan tubuh seperti alat operasi atau ruang operasi untuk menghancurkan mikroba berbahaya.
Penggunaan antiseptik dan disinfektan merupakan inovasi modern dalam praktik medis.
Sebelumnya, teori bahwa penyakit disebabkan oleh pengaruh lingkungan buruk alih-alih akibat mikroorganisme, masih diterima secara luas hingga pertengahan abad ke-19.
Perintis awal dalam penelitian tentang antiseptik dan disinfektan, seperti Ignaz Semmelweis, mengamati bahwa kematian di antara ibu yang dirawat tanpa prosedur antiseptik dapat dikurangi dengan penerapan sanitasi dasar yang memadai.
Meski demikian, masih banyak kalangan medis yang tidak kunjung menyadari arti pentingnya sanitasi yang baik saat merawat pasien.
Joseph Lister adalah penganjur paling sukses akan penggunaan antiseptik dan disinfektan yang akhirnya mengubah cara kerja dunia medis.
Antiseptik dan disinfektan sama-sama bekerja untuk membunuh mikroba. Saat digunakan, antiseptik juga tidak boleh menyebabkan kerusakan pada jaringan tubuh.
Hidrogen peroksida dan alkohol adalah beberapa antiseptik yang paling umum digunakan dalam aplikasi medis dan rumah tangga.
Dua bahan kimia tersebut biasanya digunakan untuk membersihkan kulit sebelum suntikan atau sayatan.
Antiseptik juga dapat digunakan untuk mengobati luka atau lecet permukaan untuk membunuh mikroba yang mungkin telah memasuki luka.
Hanya saja, proses ini sedikit dapat merusak jaringan dan menyebabkan ketidaknyamanan.
Agen disinfektan, tidak seperti antiseptik, tidak perlu aman digunakan pada jaringan hidup.
Hal ini karena disinfektan tidak digunakan pada jaringan hidup, melainkan diterapkan pada perkakas atau lokasi tertentu.
Sebagai contoh, pemutih sangat efektif membunuh sebagian mikroba sehingga digunakan secara luas dalam rumah tangga atau fasilitas medis sebagai disinfektan.
Bila menggunakan bahan kimia sebagai disinfektan tidak diinginkan, pilihan lain juga tersedia seperti menggunakan sinar ultraviolet atau radiasi.[]