Sementara bukan merupakan merek tertua di pasar, sunglasses (kacamata hitam) Ray-Ban merupakan salah satu merek sunglasses paling dikenal dan paling ikonik di dunia.
Bahkan, karena begitu kuat, nama merek saja sudah cukup untuk mengidentifikasi produk.
Tidak perlu seseorang harus mengatakan bahwa Ray Ban adalah kacamata hitam karena semua orang sudah mengetahuinya.
Fungsi Sunglasses
Tujuan utama dari sepasang sunglasses (kacamata hitam) adalah untuk melindungi mata pemakainya dari sinar matahari.
Selain fungsi utama, sepasang sunglasees juga bisa membuat pemakainya nampak lebih gaya.
Semua fungsi perlindungan sunglasses berasal hampir seluruhnya dari lensa. Lensa yang baik, seperti yang ditemukan di Ray-Ban, mampu melakukan beberapa fungsi.
Lensa sunglasses menyaring cahaya gelombang hijau untuk meningkatkan kejelasan pandangan, sekaligus mengurangi jumlah cahaya yang mencapai mata.
Lensa juga berfungsi melindungi mata terhadap radiasi ultraviolet berbahaya yang bisa menyebabkan kerusakan mata.
Sejarah Sunglasses
Orang pertama yang didokumentasikan memakai sunglasses adalah Kaisar Nero, dari Romawi, yang mengenakan lensa zamrud untuk melindungi matanya dari sinar matahari saat menonton gladiator.
Sekitar seribu tahun kemudian, lensa kuarsa dipakai oleh hakim Cina untuk menyembunyikan mata mereka dari terdakwa yang dibawa ke hadapan mereka.
Sunglasses modern baru muncul tahun 1929 ketika Charles Foster memproduksi Foster Grant sunglasses yang dipakai orang-orang saat mengunjungi pantai.
Sejarah Ray-Ban
Sejarah Ray-Ban dimulai pada tahun 1930-an, ketika pesawat terbang semakin mampu terbang lebih tinggi dan lebih jauh.
Banyak pilot US Army Air Service melaporkan silau dari matahari menyebabkan mereka sakit kepala dan mabuk ketinggian.
Pada tahun 1929, Letnan Jenderal John MacCready meminta Bausch & Lomb, sebuah produsen peralatan medis yang berbasis di Rochester, New York, untuk membuat kacamata hitam penerbangan.
Kacamata ini harus mampu mengurangi sakit kepala dan mual yang dialami oleh pilot, yang disebabkan oleh warna biru dan putih langit.
Prototipe kacamata dibuat pada tahun 1936 dan dikenal sebagai ‘Anti-Glare’, memiliki frame plastik dan lensa hijau yang bisa menyaring cahaya silau tanpa mengurangi kejernihan pandangan.
Desain kacamata lantas disempurnakan dengan bingkai logam tahun berikutnya dan namanya diganti menjadi ‘Ray-Ban Aviator’.
Pada tanggal 7 Mei, 1937, Bausch & Lomb mematenkan produk ini dan lahirlah Ray-Ban Aviator.
Pada tahun 1939, Ray-Ban meluncurkan versi baru dari Aviator yang disebut Outdoorsman.
Kacamata ini dirancang untuk keperluan tertentu seperti berburu, menembak dan memancing dan memiliki “sweat bar” yang dirancang untuk menangkap keringat agar tidak jatuh ke mata.
Pada tahun 1952, Ray-Ban menciptakan gaya klasik lain, Ray-Ban Wayfarer, kali ini dengan bingkai plastik.
Wayfarer segera menjadi populer di Hollywood, dan dipakai oleh aktor terkenal, James Dean, di film Rebel Without a Cause pada tahun 1955.
Saat ini, untuk bersaing dengan produsen lain, Ray-Ban mengeluarkan serangkaian desain inovatif dalam berbagai seri seperti: Predator, Inersia, Propechy, Gatsby, Sidestreet dan Cutters.
Pada tahun 1999, Bausch & Lomb menjual merek Ray-Ban ke konglomerat kacamata Italia, Luxottica Group.
Model Ikonik Ray-Ban
>> Ray-Ban Aviator
Ray-Ban Aviator merupakan produk pertama Bausch & Lomb yang didesain untuk digunakan oleh para penerbang sehingga dinamakan aviator.
Aviator memiliki ciri lensa berwarna gelap dan sering reflektif serta memiliki besar lensa dua hingga tiga kali bola mata.
Lensa berukuran besar tidak datar tapi sedikit cembung. Desain lensa dibuat untuk menutupi seluruh rentang padangan mata dan mencegah sebanyak mungkin cahaya memasuki mata dari berbagai sudut.
Desain awal Aviator menggunakan lensa G-15 tempered glass yang mampu mentransmisikan 15% cahaya masuk.
Aviator menjadi semakin terkenal saat dipakai Jenderal Douglas MacArthur ketika mendarat di pantai Filipina dalam Perang Dunia II.
Selama tahun 1950-an, sunglasses aviator menjadi bagian dari mode populer dekade itu yang meniru gaya militer.
Selain popularitas di tahun 1950an, Ray-Ban Aviator juga populer di tahun 1970an dengan bingkai berwarna, dipakai oleh public figure seperti Michael Jackson dan Elvis Presley.
>> Ray-Ban Wayfarer
Kacamata Ray-Ban Wayfarer dirancang pada tahun 1952 oleh perancang optik Amerika, Raymond Stegeman, yang bekerja untuk Bausch and Lomb, perusahaan induk Ray-Ban saat itu.
Saat itu, desain wayfarer dianggap revolusioner dibandingkan kacamata berbingkai logam di masa lalu.
Wayfarer menikmati popularitas di awal tahun 1950-an dan 1960-an. Meskipun popularitasnya sempat memudar di tahun 1970-an, Wayfarer kembali digandrungi mulai tahun 1982 dengan dikeluarkannya inovasi dan strategi marketing baru.
Antara tahun 1982 hingga 1987, kacamata hitam Ray-Ban muncul di lebih dari 60 film dan acara televisi per tahun, sebuah usaha yang berlanjut sampai tahun 2007.
Tom Cruise yang memakai Wayfarer di film Risky Business tahun 1983 adalah salah satu promosi kunci, dan mampu membukukan penjualan hingga 360.000 pasang kacamata.
Penampilan tambahan di film seperti The Breakfast Club, dan serial seperti Miami Vice dan Moonlighting, menghasilkan penjualan hingga 1,5 juta dolar per tahun.
Wayfarer kadang disebut sebagai desain kacamata hitam terlaris dalam sejarah (meskipun Ray-Ban Aviator juga dikreditkan dengan prestasi ini) dan disebut sebagai koleksi klasik dari desain modern dan salah satu ikon fashion paling abadi abad ke-20.
Kesimpulan
Sunglasses (kacamata hitam) Ray-Ban menjadi salah satu pilihan terbaik untuk melindungi mata dari sinar matahari sekaligus menjadi pernyataan pribadi atas pilihan gaya Anda.
Awalnya dikembangkan pada tahun 1937 untuk memberi perlindungan mata bagi pilot, Ray-Ban dengan cepat diadopsi oleh pemakai yang lebih luas.
Kacamata Ray-Ban semakin populer saat digunakan oleh public figure dan selebritis sehingga membuat Aviator dan Wayfarer menjadi model kacamata paling sukses.