[rpi]
Penderita diabetes yang sudah lama, biasanya akan mengalami berbagai komplikasi.
Salah satu komplikasi diabetes yang sering muncul adalah kerusakan ginjal.
Secara umum, kerusakan ginjal terjadi setelah 15-25 tahun, dan jarang terjadi dalam 10 tahun pertama diabetes.
Seseorang yang mengalami kerusakan ginjal karena diabetes pada awalnya akan mengalami kebocoran protein darah (albumin) dalam jumlah kecil melalui urin.
Tahap pertama disebut mikroalbuminuria CKD (Chronic Kidney Disease). Fungsi penyaringan ginjal biasanya tetap normal selama periode ini.
Selang beberapa tahun kemudian, akibat progres dari penyakit, kebocoran albumin dalam urin akan lebih banyak. Tahap ini disebut macroalbuminuria atau proteinuria.
Seiring jumlah albumin yang meningkat dalam urin, fungsi penyaringan ginjal biasanya mulai menurun. Akibat dari kerusakan ginjal yang semakin parah, tekanan darah akan ikut naik.
Tips Mencegah dan Memperlambat Kerusakan Ginjal
Berikut adalah 4 tips yang bisa dilakukan untuk mencegah dan memperlambat kerusakan ginjal:
1. Obat Tekanan Darah
Para ilmuwan telah membuat kemajuan besar dalam pengembangan metode yang memperlambat onset dan progres penyakit ginjal pada penderita diabetes.
Obat yang digunakan untuk menurunkan tekanan darah dapat memperlambat perkembangan penyakit ginjal secara signifikan.
Dua jenis obat, angiotensin-converting enzyme (ACE) inhibitor dan angiotensin receptor blocker (ARB), telah terbukti efektif dalam memperlambat perkembangan penyakit ginjal.
Beberapa orang mungkin memerlukan dua atau lebih obat untuk mengontrol tekanan darah mereka. Selain penghambat ACE atau ARB, obat diuretik juga dapat berguna.
Beta blockers, calcium channel blockers, dan obat-obatan tekanan darah lainnya mungkin diperlukan juga.
Contoh dari ACE inhibitor efektif adalah lisinopril (Prinivil, Zestril). Dokter biasanya memberikan resep ini untuk mengobati penyakit ginjal yang terjadi karena diabetes.
Selain untuk menurunkan tekanan darah, lisinopril juga dapat melindungi glomerulus ginjal, sedangkan ACE inhibitor berfungsi menurunkan proteinuria dan memperlambat penurunan fungsi ginjal.
Contoh dari ARB efektif adalah losartan (Cozaar), yang berguna untuk melindungi fungsi ginjal dan menurunkan risiko terjadinya penyakit kardiovaskular.
2. Diet Rendah Protein
Pada penderita diabetes dan gagal ginjal, konsumsi protein yang berlebihan akan berbahaya.
Para ahli merekomendasikan penderita gagal ginjal harus mengonsumsi protein sesuai dengan diet yang direkomendasikan dan sebaiknya menghindari diet tinggi protein.
Untuk orang dengan fungsi ginjal yang sudah sangat berkurang, diet rendah protein dapat membantu menunda gagal ginjal.
Namun, siapapun yang melakukan diet rendah protein harus berkonsultasi dengan ahli gizi untuk memastikan nutrisi yang cukup.
3. Manajemen Intensif Glukosa Darah
Obat anti hipertensi dan diet rendah protein dapat memperlambat munculnya CKD. Alternatif pengobatan ketiga dikenal sebagai manajemen intensif glukosa darah atau kontrol glikemik.
Metode ini cukup menjanjikan bagi penderita diabetes, terutama bagi mereka yang berada pada tahap awal CKD.
Tubuh manusia yang normal akan mengonversi makanan menjadi glukosa, gula sederhana yang merupakan sumber utama energi untuk sel-sel tubuh.
Untuk masuk ke dalam sel, glukosa memerlukan bantuan insulin, hormon yang diproduksi oleh pankreas.
Ketika seseorang tidak cukup memproduksi insulin atau tubuh tidak merespon insulin yang ada, maka tubuh tidak dapat memroses glukosa, sehingga akan menumpuk dalam aliran darah. Tingginya kadar glukosa akan mengakibatkan terjadinya diabetes.
Manajemen intensif glukosa darah adalah pengobatan yang bertujuan untuk menjaga kadar glukosa darah mendekati normal.
Hal ini mencakup cek glukosa darah secara rutin, menggunakan insulin berdasarkan asupan makanan dan aktivitas fisik, mengikuti diet, melakukan aktivitas fisik, dan berkonsultasi dengan ti